12 February 2019

Mahasiswa Tidak Kuliah Saja, Terus ???


Banyak orang bertanya tanya tentang petualangan, bahkan salah mengartikan tentang kata petualang.
Melihat negeri di atas awan begitu indah banyak orang mengatakan, mendayung perahu keret di sungai beraliran deras bahkan di penuhi banyaknya bebantuan, sedangkan bagi penikmat ketinggian menggenggam erat tonjolan ataupun retakan batu serta mengangkat badan seraya kaki untuk mencapai tempat yang datar dan tinggi, lain halnya dengan mereka yang menyukai tempat kegelapan, ruangan terbatas bahkan berada di bawah tanah yang jauh dari peradaban.



Namun ada juga yang mengatakan petualang hanyalah sekedar hobi serta tidak sedikit juga untuk publikasi dokumentasi pribadinya di sosial media, apakah petualang untuk memamerkan kekuatan (karena aku berdiri di tempat orang yang jarang berdiri).


Banyak orang yang seringkali meremehkan yang menyukai dunia petualang terutama seperti MAPALA, karena alasan yang menggangu aktifitas perkuliahan, buang buang waktu bahkan dianggap tiada kerjaan lain. Jika kita melihat dari sisi buruk seakan akan mereka di penuhi oleh orang-orang yang tiada aturan.


Didalam dunia perkuliahan mahasiswa bukan di tuntut untuk mendengarkan, mencatat serta mengikuti semua tugas-tugas yang diberikan dosen saja (seperti siswa Sekolah Dasar umumnya).

Terus apa hubungannya kuliah dengan petualang ?

Aku salah satu mahasiswa Fakultas Pertanian serta mengeluti dunia Pencinta Alaman sejak tahun 2016 silam, teori buku pertanian mulai budidaya, pemasaran bahkan pengolahan hasil, namun sangat jarang menemukan untuk meninjau langsung ke petani petani desa yang sudah lama menekuni dunia pertanian tanpa teori buku melainkan praktek langsung.


Kegiatan Ekspedisi Tok Ara Cave Di Kawasan Batee di tahun 2018 lalu, memberi harapan untuk kami, selain untuk menjelajah dunia bawah tanah, kami juga mendalami desa terutama tentang budidaya cabai organik di lahan tadah hujan. Sungguh sebuah pengalaman serta ilmu pengetahuan yang sangat berharga karena aku selaku mahasiswa pertanian tiada tahu tentang keberadaan itu.

Padi Gogo di kawasan pergunupeg Tiro Pidie.

Di awal tahun baru 2019, aku juga ikut pertualang mendaki bukit kecil di kawasan Tiro kabupaten Pidie juga. Sebuah pembelajaran baru yang saya temui, padi organik tanpa bahan kimia serta petani yang masih menjaga varietas lokal dan membudidayakan secara terun menurun.

Alangkah sayangnya, mahasiswa yang mendapat gelar dari birokrasi namun hanya terpaku dengan pembelajaran yang di berikan oleh dosen saja.





"Jangan Takut Kuliah Terbengkalai Ketika Menjelajah Nusantara Tapi Sangat Ditakuti Ketika Tua Hanya Aktivitas Kampus Dan Rutinitas Kerja serta Kriminal Saja."

 By : Fajri.ul
JE.M.09.050.UJG.

Post a Comment

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search